Senin, 23 April 2012

Ulah Pastor Terry Jones Bikin Pentagon 'Mati Kutu'

Pastor Terry Jones

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tentangan terkait rencana aksi pembakaran Alquran oleh Pastor Terry Jones terus mengalir. Bahkan pejabat Pentagon dikabarkan berusaha mati-matian menghalangi niat pastor kontroversial itu yang rencananya bakal dilakukan akhir pekan ini.
Menurut pejabat Pentagon, aksi itu bisa merusak hubungan Amerika Serikat dengan Afghanistan dan umat Muslim dunia, yang diprediksi menyebabkan aksi protes besar-besaran terhadap AS di seluruh Dunia.

"Kami menyadari ancaman Pastor Terry Jones untuk membakar Alquran, dan kami sedang memantau situasi tersebut," kata komandan Bill Speaks, juru bicara Pentagon, lapor the Guardian. "Terakhir kali Pastor Jones membakar Alquran pada Maret 2011, lebih dari 16 orang tewas dan lebih dari 90 orang terluka akibat aksi protes yang dilakukan."

Bill berharap, Pastor Jones mempertimbangkan keselamatan dan keamanan personil militer AS yang dikerahkan ke Afghanistan dan wilayah lainnya sebelum melaksanakan niat edannya tersebut. Sayangnya, sebagai markas pusat militer dan pertahanan AS, Pentagon 'mati kutu' oleh ulah Pastor Jones.

Pastor Jones menyerukan pembakaran Alquran di seluruh dunia pada 28 April pukul 17.00 waktu setempat. Ia mengancam bakal melakukan niat gilanya tersebut jika Iran tidak membebaskan seorang pastor dari hukuman mati setelah murtad dari agama Islam dan memeluk agama Kristen. Tak ayal, rencana itu dikhawatirkan bisa mengancam aksi protes besar-besaran anti AS.

Pastor 58 tahun itu adalah pimpinan sebuah gereja pinggiran kecil di Gainesville, Florida. Sebelumnya ia pernah membakar Alquran di depan kerumunan sekitar 50 orang pada 20 Maret tahun lalu, atau yang disebutnya sebagai 'Hari Internasional Pembakaran Alquran'.

Tindakannya itu menimbulkan reaksi serangan terhadap sebuah kompleks PBB di Mazar-e-Sharif di Afghanistan di mana tujuh karyawan PBB tewas dan maraknya aksi protes fatal lainnya di seluruh wilayah.

Tapi Pastor Jones seolah cuci tangan dari tanggung jawab tahun lalu yang menyebabkan banyaknya aksi protes. "Apa yang terjadi terakhir kali dan apa yang bisa terjadi saat ini adalah bukan tanggung jawab kami," kilah Jones. "Semua yang kami lakukan adalah membakar Alquran. Ini tidak menimbulkan ancaman bagi orang lain, namun kerusuhan pecah beberapa ribu mil jauhnya," kelit dia.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Sumber: the Guardian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar