Amirah Ibrahim |
‘’Mungkin aku satu-satunya perempuan di Mosman yang mengenakan jilbab pada saat itu. Karena aku sendiri belum pernah melihat satu orang perempuan pun di Mosman yang mengenakannya,’’ ujar Amirah berkisah.
Tak hanya mengenakan jilbab. Amirah juga menggubah cara berpakaiannya dari yang sebelumnya serbaterbuka dan menampilkan lekuk tubuh, dengan mengenakan gamis longgar dan panjang. Penampilan barunya tersebut, menurutnya, sempat membuat adik laki-lakinya merasa malu di hadapan teman-temanya.
‘’Sementara sahabatku, pada awalnya sulit menerima kenyataan bahwa aku mengenakan penutup kepala,’’ paparnya. Namun, tantangan itu tak menyurutkan niatnya untuk tetap menutup aurat. Tak mudah memang menjalankan syariat di tengah masyarakat non-Muslim.
Amirah mengaku merasakan orang-orang disekitarnya melihatnyadengan tatapan Tatapan aneh dengan gaya berbusananya. ‘’Orang-orang banyak yang mengangguk dan tersenyum saat saya lewat di hadapan mereka. Bahkan tak jarang anak-anak kecil tertawa ke arahku,’’ ungkap Amirah.
Kendati mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang-orang di sekelilingnya, namun diakui Amirah, dirinya tidak pernah memiliki keinginan untuk membalas semua tindakan buruk tersebut. Ia menyadari betul, bahwa sulit untuk hidup sebagai seorang muslim di tengah-tengah masyarakat yang sudah memberikan cap buruk terhadap Islam dan umat Islam.
''Komunitas Muslim memang kerap menjadi korban dan mendapat perlakuan tidak adil. Tapi perlakuan buruk mereka kepada kami tentunya akan dinilai oleh Allah, dan hanya Allah yang pantas memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka,'' ucapnya.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Nidia Zuraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar