Selasa, 10 April 2012

Ruhut: Kalau Tak Mau Gaji Kecil, Jangan Jadi Hakim

perahu yang membawa hakim Juply menuju tempat sidang

Jakarta Tidak semua anggota DPR setuju jika hakim mendapat kesejahteraan yang layak. Menurut anggota DPR dari Partai Demokrat (PD), Ruhut Sitompul, gaji kecil merupakan resiko profesi hakim.

"Mestinya dari awal hakim itu sudah mikir. Kalau jadi hakim ya itu keadaannya," kata Ruhut di Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Ruhut malah menyalahkan para hakim yang mau mogok sidang. Seharusnya ketika mendaftar calon hakim (cakim), mereka sudah tahu dengan segala konsekuensinya.

"Kok dulu, waktu mau jadi hakim telmi (telat mikir). Itu kan sudah ada pernyataan dari awal, hakim mewakili Tuhan. Dulu waktu daftar jadi cakim, aku lihat di formulir ada tulisan 'Di muka bumi hakim itu Wakil Tuhan. Langsung ku remas dan langung ku buang. Tak jadi aku daftar hakim," papar anggota Komisi III DPR.

Menurut 'Raja Minyak dari Medan' ini, motivasi orang jadi hakim dalam orde baru supaya bisa jual beli perkara. Saat ini tidak bisa karena KPK akan menciduk hakim nakal.

"Kenapa hakim sekarang mengatakan gajinya kecil? Kenapa tidak di waktu era Orde Baru? Dulu waktu jadi hakim, pasti mikirnya 'nggak apa apa gaji kecil, tapi kan bisa main sana-sini'. Sekarang mereka pasti takut ditangkap KPK. Makanya nuntut itu (kesejahteraan)," papar Ruhut.

Seperti diketahui, 4 ribu hakim di pelosok Nusantara berencana mogok sidang sebagai upaya menuntut kesejahteraan. Sejak Senin (9/4) kemarin, 28 perwakilan dari 4 ribu hakim tersebut melakukan audiensi dengan pihak terkait. Kepala Pengadilan Negeri (PN) Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Achmad Pentensili, mengatakan hal ini bagian dari perjuangan hakim untuk mendapat kesejahteraan sesuai amanat UU. Dalam UU secara tegas disebutkan bahwa hakim merupakan pejabat negara, bukan PNS.

(asp/mok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar