Senin, 07 Mei 2012

Umar Patek Pernah Ingatkan Ali Imron & Imam Samudera Tak Membom Bali


Umar Patek



Jakarta Terdakwa kasus Bom Bali I, Umar Patek mengaku dalam ilmu pengetahuan, IQ dan kepemimpinan, Dulmatin lebih baik dari dirinya. Umar Patek juga mengaku pernah menasihati dua terdakwa lain, Ali Imron dan Imam Samudera agar tak melanjutkan niatnya mengebom di Bali.

Demikian pengakuan Umar Patek dalam sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jalan S Parman, Senin (7/5/2012). Berikut pengakuan Umar Patek saat ditanya majelis hakim yang diketuai hakim Encep Yuliardi.

Hakim: Bagaimana hubungannya dengan Dulmatin? Dalam sidang yang lalu-lalu sering disebutkan kalau Dulmatin itu senior.

Umar: Ya karena dia itu punya ilmu pengetahuan yang lebih tinggi daripada saya. Punya IQ yang tinggi dari saya, tingkat leadershipnya lebih baik daripada saya.



Hakim: Tapi kan Dulmatin itu jauh lebih muda daripada Saudara?

Umar: Iya tapi tetap saya menghormati dia dengan alasan seperti itu tadi.

Hakim kemudian mencecar perannya di Bom Bali I seperti apa. Umar kemudian mengatakan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kosnya, membaca Alquran.

"Ya waktu itu sebenanrya saya lebih banyak berada di dalam kamar, di kos-kosan di Menjangan. Pada saat merakit bom, bersama dokter Azahari, saya lebih sering di kamar membaca Alquran," kata Umar.

Pada suatu ketika, jelas Umar, bahan peledak itu meledak dan terus mengeluarkan asap putih. Dia pun menasihati Ali Imron agar membatalkan niatnya mengebom di Bali.

"Terus saya ngobrol dengan Ali Imron. Saya bilang ke dia kalau ini peringatan dari Allah. Ini kenapa kita tetap harus bersikeras melakukan hal ini? Ini kan menunjukkan kalau perbuatan kita tidak diridhoi. Ali Imron cuma manggut-manggut saja," jelas Umar.

Pun demikian dengan yang dilakukannya kepada Imam Samudera. "Saya juga besoknya ketemu dengan Imam Samudera mengatakan hal yang sama. Saya marah-marah ke dia. Saya cuma dielus-elus sama si Ali Imron, disuruh sabar," kata Umar yang mengenakan koko putih, tanpa peci ini.

(nwk/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar