Vicente Mota Alfaro menjadi mualaf pertama asli Spanyol yang memegang
jawatan imam di masjid Islamic Cultural Center of Valencia (CCIV) dan
memimpin salat berjamaah di masjid itu. Selain imam masjid, Alfaro juga
menjadi anggota Dewan Direktur CCIV sejak tahun 2005.
Posisi imam masjid mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
Alfaro, karena tiga belas tahun yang lalu ia adalah penganut agama
Katolik yang taat, rajin membaca alkitab setiap hari dan tidak pernah
mangkir menghadiri perjumpaan mingguan di gerejanya.
Ketika ditanya tentang perubahan hatinya dan perjalanannya dari
seorang penganut Katolik yang taat menjadi seorang Muslim, Alfaro
memberikan jawaban sederhana,”Ini semua adalah kehendak Allah, Islam
menjadi pilihan saya dan menjadi hidup saya.”
Alfaro memutuskan masuk Islam pada saat ia berusia 20 tahun dan masih
menjadi siswa sekolah menengah. “Saya membaca kitab suci al-Quran. Saya
menemukan kebenaran tentang kisah Yesus Kristus dan kemudian saya masuk
Islam,” Alfaro menceritakan perjalanannya menemukan cahaya Islam.
Pada dasarnya, Alfaro memang dikenal sebagai seorang yang kuat
beragama. Sejak masa kanak-kanak, Alfaro sudah rajin ke gereja setiap
minggu dan membaca alkitab dengan teratur. “Saya melakukannya, sementara
anak-anak lain pada saat itu tidak punya minat pada agama. Ketika itu,
saya tentu saja belum tahu tentang Islam,” ujarnya.
Alfaro mengenal Islam dari tetangganya, seorang Muslim asal Aljazair
yang sering ia ajak berbincang-bincang. “Suatu saat kami sedang berbual
dan dia bilang bahwa semua umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa
dan kita semua adalah anak-anak dari Nabi Ibrahim,” kenang Alfaro
tentang tetangganya.
“Kala itu, saya tercengang mendengar Muslim dan orang-orang Arab tahu tentang Adam, Hawa dan Ibrahim,” sambung Alfaro.
Perbincangan itu memotivasi Alfaro untuk menggali lebih jauh tentang
Islam. Ia jadi sering berkunjung ke perpustakaan dan meminjam terjemahan
al-Quran. Terjemahan al-Quran itu ia baca dengan seksama di rumah.
“Saya sudah sering membaca di Gospel bahwa Yesus adalah anak Tuhan
dan Tuhan mengirim anaknya ke bumi untuk dibunuh dan disiksa guna
membebaskan dosa-dosa manusia. Saya selalu bermasalah dengan hal itu,
terutama untuk mempercayai cerita itu,” kata Alfaro.
Dan jawapan yang ia cari, ditemukannya dalam al-Quran. “Saya pelajari
dari al-Quran bahwa Yesus tidak dibunuh atau disalib,” ujar Alfaro.
Kisah Yesus dalam kitab suci al-Quran menyentuh hati Alfaro yang
sejak mengucap dua kalimat syahadat mengubah namanya menjadi Mansour.
“Saya langsung meyakini bahwa al-Quran adalah kitab suci yang benar yang
berasal dari Tuhan. Dan saya langsung memutuskan ingin menjadi seorang
Muslim,” tukas Alfaro.
Begitulah perjalanan Alfaro atau Mansour menemukan kebenaran dalam
Islam. Sampai akhirnya para pemuka komunitas Muslim di kota Valencia
sepakat memilihnya menjadi imam masjid Valencia. Alfaro dipilih karena
dianggap memiliki kemampuan dan memenuhi syarat-syarat untuk menjadi
imam masjid.
“Dia dipilih karena pengetahuannya yang luas tentang agama,” kata
El-Taher Edda, sekretaris jenderal Islamic League for Dialogue and
Coexistence.
Edda juga menegaskan bahwa penunjukkan Alfaro sebagai imam masjid
Valencia merupakan pesan yang jelas tentang integrasi para mualaf ke
dalam masyarakat Muslim.
Jumlah mualaf di Sepanyol terus meningkat beberapa tahun belakangan
ini. Menurut laporan media massa lokal, warga Spanyol yang masuk Islam
bahkan dari kalangan intelektual, akademisi dan aktivis
anti-globalisasi. Saat ini, jumlah warga Muslim di Spanyol diperkirakan
sekitar 1.5 juta orang dari 40 juta total penduduk negara itu. Di
Sepanyol, berdasarkan undang-undang kebebasan beragama tahun 1967, Islam
diakui sebagai agama resmi dan menjadi agama kedua terbesar setelah
agama Kristian. (hz)
link: http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/alfaro-bingung-bahwa-tuhan-kirim-anaknya-ke-bumi-untuk-dibunuh-agar-bebaskan-dosa-manusia.htm#.UaKsPthRIWM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar