Kamis, 29 Maret 2012

Punya Anak di Luar Nikah, Perlukah Jujur ke Calon Suami?

Jakarta, Saya belum menikah tapi sudah memiliki satu anak karena hamil di luar nikah, tetapi saya memilih tidak mau menikah dan anak saya ikut orangtua saya. Pertanyaan saya
1. Ketika saya akan mencoba berhubungan dengan laki-laki lain apakah saya perlu jujur tentang keadaan saya sesudah kami berpacaran atau sebelum saya menerima dia sebagai pacar saya?
2. Jika kami akan menikah perlukah saya jujur tentang keadaan saya kepada mertua saya? Atau menutupinya karena keluarga saya tidak akan mengungkit lagi masa lalu saya? Karena hubungan dengan ayah anak saya sudah putus dan dia tidak akan mengungkit anak tersebut karena sudah menikah dengan wanita lain.
2. Apakah ketika anak saya besar saya harus jujur kalau saya ini ibunya bukan kakaknya? Apakah itu akan menyakiti dia?

Jesica (Perempuan Lajang, 20 Tahun), jessiXXXX@yahoo.com,
Tinggi Badan 160 Cm, Berat Badan 55 Kg

Jawaban

Sdri Jesica Anda adalah wanita tangguh. Memilih tetap melahirkan anak dan tidak menikahi pria yang menghamili Anda merupakan pilihan yang cukup berat dan sejauh ini Anda mampu menjalani dengan tegar.

Sekarang ketika Anda diberikan kesempatan untuk jatuh cinta dan membina hubungan dengan baik, mari lakukanlah dengan semestinya yaitu jujur dan terbuka. Pria yang tulus mencintai Anda adalah pria yang mau menerima masa lalu Anda. Karena Anda yang ada sekarang juga dibentuk dari masa lalu yang sudah tidak bisa diubah, tetapi Anda sudah mendapat pembelajaran berharga dari hal tersebut.

Jika ia benar mencintai Anda maka saya yakin ia juga mampu memperlihatkan pada orangtuanya mengapa ia bisa bahagia bersama Anda apapun masa lalu Anda. Ingatlah, Anda juga harus sudah memaafkan diri sendiri terhadap kesalahan masa lalu Anda. Hal ini supaya Anda tidak hidup dengan perasaan bersalah, dan ketegaran diri Anda saat ini karena kemampuan mengatasi apapun problem dan memperbaiki kesalahan dimasa lalu.

Mulailah dengan jujur dan perlahan membina hubungan sebagai ibu dan anak terhadap anak Anda sendiri, jangan sebagai kakak adik. Membina hubungan ini akan membantu Anda menjadi individu bertanggung jawab dan dewasa, sehingga tidak dipenuhi perasaan bersalah ketika anak Anda dewasa nanti.

Mulailah menjadi ibu buat anak Anda, saya yakin wanita setegar Anda mampu menjadi ibu yang baik dan nantinya menjadi istri yang baik buat suami Anda.

Zoya Amirin, M.Psi
Psikolog seksual bersertifikasi dengan pendidikan seksual yang berlatar belakang psikologi. Ketua dalam Komunitas Studi mengenai Perilaku Seksual, anggota dari Asosiasi Seksologi Indonesia.

Pengajar mata kuliah Kesehatan Reproduksi, Ilmu Hubungan antar manusia, Public Relation, Ilmu Komunikasi Dasar di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar