Sabtu, 31 Maret 2012

Dahlan: BBM Tidak Naik Sekarang, Agustus Habis, Pilih Mana?

Dahlan Iskan (Menteri BUMN)
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta masyarakat memilih, kalau pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi alias premium sekarang, Agustus 2012 akan habis alias kosong di SPBU, masyarakat pilih mana?

"Pemerintah harus segera naikkan harga BBM sekarang ini, dan negara harus terus maju, tidak boleh mundur, harga BBM harus naik," kata Dahlan kepada detikFinance, Rabu (28/3/2012).

Hal ini menurut, mantan Dirut PT PLN (Persero) ini, dikarenakan, jika tidak mulai sekarang dinaikan, Agustus 2012 BBM bersubsidi habis.

"Lebih sulit mana, lebih susah mana, silahkan masyarakat memilihnya. Kalau bulan Agustus nanti BBM habis lebih susahkan?" tanyanya.

Memang, menurutnya, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi menuai banyak kontroversi. Demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah hingga pusat ibu kota merupakan bentuk aspirasi masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM.

Dahlan meminta perwakilan pemerintah jangan menanggapi penolakan kenaikan BBM dengan emosional. "Nggak bisa ditanggapi secara emosi-emosi begitu," tambahnya.

Tentunya Dahlan tak asal ngomong. Menurut Menteri Keuangan Agus Martawardojo dalam rapat dengan Badan Anggaran, kuota BBM yang ditetapkan 40 juta KL dalam APBN 2012 bakal jebol, bahkan bisa melonjak hingga 47 juta KL.

"Karena disparitas harga BBM subsidi (premium cs) dengan BBM non subsidi (pertamax cs) terlampau jauh. Jika ini terus dibiarkan, akan makin banyak masyarakat yang sudah biasa pakai pertamax cs bakal lari ke premium. Ini akan menyebabkan kuota BBM jebol dan negara makin berat menanggung subsidi BBM," jelas Agus waktu itu.

Bahkan menurut mantan Dirut Bank Mandiri ini, harga premium cs Rp 4.500 per liter berbanding jauh dengan harga pertamax cs yang diatas Rp 9.000 per liter.

"Saat ini saja untuk harga keekonomian Premium (tanpa subsidi) Rp 9.018 per liter. Artinya negara mensubsidi tiap liter premium lebih dari Rp 4.500 per liternya," terang Agus.

Bahkan, seperti diketahui, kuota BBM pada tahun 2011 saja jebol sekitar 2 juta KL. Dengan jebolnya kuota tersebut bisa jadi Pertamina akan menyetop penyaluran premium dan solar pada tahun lalu.

Namun pemerintah berinisiatif, Pertamina tetap menyalurkan BBM bersubsidi, namun baru akan dibayar pemerintah terhadap kelebihan kuota setelah ada audit dari Badan Pemeriksa Keuangan pada 2012.

(rrd/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar